KEAJAIBAN GUS DUR, KESAKSIAN ORANG TENTANG KHAWARIQ LIL ADAT GUS DUR (PART 29)
Syeikh Yasin Padang Layani Sendiri Gus Dur
Syeikh Yasin Padang,
salah satu ulama keturunan Indonesia yang yang menjadi benteng ajaran
ahlusunnah wal jamaah merupakan ulama yang sangat dihormati di dunia.
Ulama ini juga sangat dihormati oleh warga NU.
Bernama lengkap
Syeikh Muhammad Yasin bin Muhammad Isa Al-Fadani lahir di kota Makkah
pada tahun 1915 dan wafat pada tahun 1990. Ia adalah Muhaddits, Faqih,
ahli tasawwuf dan kepala Madrasah Darul-Ulum, yang siswanya banyak
berasal dari Indonesia.
Jumlah karya beliau
mencapai 97 Kitab, di antaranya 9 kitab tentang Ilmu Hadits, 25 kitab
tentang Ilmu dan Ushul Fiqih, 36 buku tentang ilmu Falak, dan
sisanya tentang ilmu-ilmu yang lain.
Ia memiliki gaya
hidup yang sangat sederhana, hanya menggunakan kaos dan sarung dan
sering nongkrong di “Gahwaji” untuk Nyisyah (menghisap rokok arab) tak
seorangpun yang berani mencelanya karena kekayaan ilmu yang dimiliki
Pada muktamar NU
tahun 1979, ia datang ke Indonesia dan selanjutnya melakukan kunjungan
ke sejumlah pesantren, yang dihadiri oleh ribuan warga NU yang ingin
bertemu langsung dengannya.
Ia juga dikenal
memiliki banyak kekeramatan. Diantara cerita yang beredar soal
kekeramatannya adalah Zakariyya Thalib asal Syiria pernah mendatangi
rumah Syeikh Yasin Pada hari Jumat. Ketika Azan Jumat dikumandangkan,
Syeikh Yasin masih saja di rumah, akhirnya Zakariyya keluar dan sholat
di masjid terdekat. Seusai sholat Jumat, ia menemui seorang kawan,
Zakariyyapun bercerita pada temannya bahwa Syeikh Yasin ra. tidak sholat
Jumat. Namun dibantah oleh temannya karena kata temannya, kami
sama-sama Syekh solat di Nuzhah, yaitu di Masjid Syekh Hasan Massyat ra.
yang jaraknya jauh sekali dari rumah beliau
HM Abrar Dahlan
bercerita, suatu hari Syeikh Yasin pernah menyuruh saya membikin Syai
(teh) dan Syesah (yang biasa diisap dengan tembakau dari
buah-buahan/rokok tradisi bangsa Arab). Setalah dibikinkan dan Syeikh
mulai meminum teh, ia keluar menuju Masjidil-Haram. Ketika kembali, saya
melihat Syeikh Yasin baru pulang mengajar dari Masjid Al-Haram dengan
membawa beberapa kitab saya menjadi heran, anehnya tadi di rumah
menyuruh saya bikin teh, sekarang beliau baru pulang dari masjid.
Dikisahkan ketika KH
Abdul Hamid di Jakarta sedang mengajar dalam ilmu fiqih bab diyat, ia
menemukan kesulitan dalam suatu hal sehingga pengajian terhenti
karenanya malam hari itu juga, ia menerima sepucuk surat dari Syeikh
Yasin, ternyata isi surat itu adalah jawaban kesulitan yang dihadapinya.
Iapun merasa heran, dari mana Syekh Yasin tahu? Sedangkan KH Abdul
Hamid sendiri tidak pernah menanyakan kepada siapapun tentang kesulitan
ini..!
Kisah hubungan
antara Syeikh Yasin Padang dan Gus Dur juga diungkapkan oleh KH Said
Aqil Siroj. Dalam satu kunjungan ke Arab Saudi, Gus Dur menyempatkan
diri singgah ke rumah Syeikh Yasin.
Dalam pertemuan
tersebut, Gus Dur mendapat penghormatan yang luar biasa, meskipun
usianya lebih muda, Syeikh Yasin melayani sendiri Gus Dur, mengambilkan
air, kurma dan lainnya, tidak boleh dilayani oleh para pembantunya.
Kiai Said juga
mendapat sejumlah cerita soal karomah Syeikh Yasin. Ketika sedang makan
siang, ada ustadz anak buahnya, namanya Abdurrahim dari Kupang, keluar
ruangan, tiba-tiba Syeikh Yasin bilang, Abdurrahim diiringin malaikat,
“E.. jam enam sore mati,” katanya.
Waktu Irak mau
nyerang Kuwait, Syeikh Yasin tiba-tiba kemringet, ditanya sama Tantowi
Musaddad, Darimana?, Dari Kuwait, lihat bangkai dan darah,
Ini tanda
kewaliannya Syeikh Yasin, orang kayak gitu dengan Gus Dur hormat dan
memberi perlakukan istimewa, padahal juga sudah sepuh banget, tandasnya.
—————-
Idola Gus Dur adalah Para Sufi
Siapakah orang yang
diidolakan oleh Gus Dur? para artis, pemain sepak bola, politisi,
hartawan atau ilmuwan sebagaimana kebanyakan orang? Bukan itu semuanya.
Menurut Kiai Said Aqil, Gus Dur sangat mengidolakan para sufi.
Pokoknya idolanya para sufi yang filosof. Beliau senang sekali dengan judul disertasi saya, Hubungan Allah dengan Alam, katanya.
Beberapa sufi yang buku dan kisah hidupnya banyak dipelajari oleh Gus Dur adalah Junaidi al Bagdadi, Ibnu Sina, Al Ghozali.
Ketika
intelektualitasnya sudah sangat matang, Gus Dur menjadi bosan dengan
pendekatan logis. Setiap orang yang kenal dengan Gus Dur akan kagum
dengan instuisinya.
Dijelaskannya, orang
kalau memberikan masukan ke Gus Dur dengan analisis, Gus Dur ngak
ngreken (memperhatikan), tapi kalau ngaku dapat isyarah, ia akan
memperhatikan karena hal ini tidak ada batasnya sementara rasionalitas
ada batasnya.
Ilham, ilmu ladunni, kasyaf, itu ngak ada batasnya, asal jangan ngaku mendapat wahyu atau mengaku nabi, tuturnya.
Ia mencontohkan Ibnu
Arabi mengaku mendapat ilham, tetapi mengatakan lastu nabiyyah
warasullah, saya bukan nabi, padahal isinya luar biasa, sementara itu
pendiri Ahmadiyah mengaku dapat wahyu.
Ini salahnya mengaku mendapat wahyu, bukan menjadi wali, padahal isi bukunya bagus, terangnya.
——————–
Inilah Keajaiban Alam pada Gus Dur ketika di Makkah
Jazirah Arab
merupakan daerah yang tandus dan panas sehingga melakukan perjalanan
yang melewati padang pasir merupakan sesuatu yang menyiksa yang menjadi
perjuangan berat dan butuh persiapan fisik dan mental yang prima.
Salah satu tanda
kenabian Muhammad adalah ketika ia mengikuti misi dagang dari Makkah ke
Syam, sekarang daerah Damaskus, bersama pamannya Abu Thalib. Sepanjang
perjalanan tersebut Muhammad selalu dinaungi oleh awan sehingga tidak
kepanasan.
Gus Dur, tentu saja
jangan dibandingkan dengan Nabi Muhammad, pernah mengalami fenomena
keajaiban alam yang juga luar biasa ketika ia berada di Makkah untuk
menjalankan ibadah haji tahun 1994 lalu.
Kiai Said Aqil Siroj
yang mendampingi Gus Dur mengisahkan, waktu itu rombongan haji sudah
ada di Arafah. Kemudian Gus Dur bertiga, dengan Kang Said dan Sulaiman,
asisten pribadi Gus Dur, memisahkan diri menjauhi perkemahan untuk
berdoa di suatu tempat.
Mereka bertiga
berdzikir panjang ditengah udara gurun pasir yang panas sehingga keluar
keringat yang banyak. Untungnya ada awan yang berada diatas mereka yang
melindungi pancaran sinar matahari langsung.
Ditengah-tengah
dzikir tersebut, tiba-tiba awan tersebut menyibak dan satu cahaya kecil
menerobos langsung mengenai tubuh Gus Dur sementara dua orang yang
mengiringinya tidak terkena sinar tersebut. Gus Dur yang memimpin dzikir
meneruskan dzikirnya sementara mereka berdua hanya bisa saling
berpandang mata sambil terdiam dan ternganga.
Kelihatan sekali ada
mego (awan) membuka, ada cahaya yang ke Gus Dur, ini saya tahu sendiri.
Kalau diceritakan sulit, karena orang pasti tidak percaya, kata Kang
Said.
Tapi setelah
kejadian tersebut, Kang Said tidak menanyakan masalah itu. Menurutnya,
jika pun ditanya, Gus Dur pasti jawabnya ringan-ringan saja.
0 komentar:
Posting Komentar